Aku haus... Tekakku yang kering ini menginginkan rasanya yang menenangkan jiwa itu... Perasaannya apabila ku menggenggam botol kacanya yang sejuk dan berwap-wap dan mengangkatnya keluar peti ais kecilku, perasaannya seperti seorang kanak-kanak Taman Keramat memegang aiskrim Malaysia 10sen pada hari yang panas membara... Riang... Nikmat... Penantian yang menyiksakan, tetapi penantian yang lazat... Dengan pergerakan yang perlahan seperti 'slow-motion' dalam sinetron Indonesia kegemaran surirumah-surirumah di Malaysia, muncung botol Ginger Beer kegemaranku mampir bibirku yang terketar-ketar sedikit, sehinggalah aku dapat rasa cecair yang sejuk membasahi tekakku... Nikmat... Sedap tidak terperi... Aku menghulurkan kepada biniku, dan dia juga meneguk kenikmatan... Aku menadah tangan meminta kembali Ginger Beer kesayanganku yang berjenama Bundaberg buatan New Zealand. Saat itu tidak tiba-tiba... Aku tertanya-tanya... Mata terkebil-kebil... "Ni saya punya y...
The life and lessons of a Kiwi Kuda Kepang lost in the homeland of his forefathers